Apa sih “penyembahan” itu..??
Penyembahan adalah suatu bentuk kasih kita kepada Tuhan yang merupakan suatu hubungan atau komunikasi antara kita dengan Bapa. Kita diciptakan untuk menyembah Dia karena Dia adalah Allah yang layak untuk disembah, agung dan mulia. Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan (Maz. 150:6). Penyembahan itu haruslah keluar dari dalam diri kita dengan apa adanya kita. Kita harus tahu siapa sebenarnya diri kita di dalam Tuhan, sehingga kita bisa menyembah Dia dengan segala yang ada pada kita. Kita adalah anak-Nya, kita harus menjadikan Allah itu BAPA dalam hidup kita dan berkomunikasi dengan-Nya. Jangan pernah menganggap remeh talenta yang ada dalam diri kita, sebaliknya kita harus belajar untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Kita harus mengerti kuasa yang ada dalam penyembahan dan kuasa hadirat Tuhan itu. Kita menyembah Dia karena kebesaran-Nya, kesetiaan-Nya, kebaikan-Nya bagi kita dan karena siapakah Dia…..?
Penyembahan itu tidak hanya bicara soal menyanyi atau musik yang kita mainkan saja tetapi penyembahan itu lebih merupakan sifat dasar hidup kita dan hati kita. Penyembahan tidak hanya dilakukan di Gereja saja, tetapi harus merupakan suatu gaya hidup dan suatu hubungan yang intim antara kita dengan Tuhan di manapun kita berada. Sebenarnya yang Tuhan mau dari penyembahan ini adalah hati kita yaitu “hati yang menyembah” yang selalu bisa menyembah Dia dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Tuhan bukan mencari orang yang pintar bernyanyi/bermain musik, tetapi Tuhan mencari orang yang memiliki hati yang mau menyembah Dia.
Apa artinya menyembah di dalam Roh?
Kita harus menjadi penyembah di dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24). Apa dan bagaimana menyembah di dalam roh itu ….? Menyembah di dalam roh berarti adanya hubungan roh kita dengan Roh Bapa (bersatu), sehingga penyembahan itu menjadi suatu komunikasi antara roh kita dengan Roh Bapa di surga. Sedangkan “di dalam roh” artinya menyembah dari dalam hati dan bukan dari mulut dan bibir saja (Mat. 15:8-9). Kita harus menyembah Tuhan dengan sepenuh hati, jangan menjadi orang munafik yang bisa mengangkat tangan dan menari, tetapi mempunyai motivasi yang salah. Misalnya memiliki motivasi supaya orang melihat mereka sebagai orang yang rohani padahal hatinya jauh dari Bapa. Oleh sebab itu kita harus benar-benar mengoreksi motivasi kita dalam menyembah dan menuruti kehendak-Nya, bukan kehendak kita. Kita harus membiarkan Roh Tuhan berdiam dalam hidup kita, sehingga apapun yang kita lakukan akan mencerminkan hidup Kristus.
Menyembah dalam kebenaran itu gimana sih..?
Menyembah dalam kebenaran, artinya (Kol 2:20-32) kita harus mengerti maunya Bapa. Bagaimana caranya…? Ya, belajar Firman Tuhan. Firman Tuhan itu adalah surat cinta dan isi hati-Nya. Kita harus mengerti firman-Nya dan merenungkannya siang dan malam (Maz. 1:2 ; Yos. 1:8), karena pada saat kita mengetahui akan firman-Nya, kita tahu bahwa firman itulah yang akan membebaskan dan memerdekakan kita. Segala sesuatu yang ada di dunia ini bisa berakhir, tetapi Firman Tuhan itu kekal dan hidup. Oleh karena itu jangan pandang remeh Firman Tuhan. (Yoh. 8:32). Kebenaran akan memerdekakan kita, makanya kita harus memelihara kebenaran dalam hidup karena Allah adalah Allah yang Mahatahu dan tidak ada yang dapat menyembunyikan suatu hal apapun dari-Nya. Dalam menyembah, kita harus menyembah Dia dengan kebenaran hidup (jujurlah terhadap Tuhan, terhadap diri sendiri dan orang lain) sehingga saat kita menyembah, kita akan masuk dalam hadirat-Nya. Saat menyembah, kita ini seperti orang yang telanjang dihadapan Tuhan, terbuka dan membiarkan Dia untuk menjubahi kita dengan hadirat-Nya dan dengan pakaian kemuliaan-Nya. Kita harus hidup dengan integritas yang mana tidak perlu ada yang disembunyikan dan dibuktikan. Jadi hiduplah dengan apa adanya dalam diri kita dan biarlah Tuhan yang bekerja dan setujulah dengan dirimu.
Apa sih Fokus/tujuan dalam Penyembahan …?
Penyembahan itu berbicara tentang kebesaran Tuhan dan bukan tentang manusia. Keluaran 15:2, Tuhan adalah kekuatanku dan pujianku,… Seringkali kita mencari suatu kepuasan dan keegoisan kita muncul pada saat kita menyembah-Nya. Kita harus benar-benar mengoreksi hati kita “Mengapa saya lakukan apa yang saya lakukan…!!!”. Tujuan kita menyembah Dia adalah karena keagungan-Nya dan kebesaran-Nya bukan untuk diri kita sendiri (Maz 138:2, 5). Dalam mazmur 136, kita lihat betapa agung, mulia dan betapa baiknya Tuhan kita, sehingga kita bisa mengerti akan kebesaran-Nya. Dan dalam hadirat-Nya itulah kita akan merasakan keintiman, kasih sayang, penyertaan dan karya-Nya sehingga kita terpuaskan dalam hadirat-Nya. Fokuskan penyembahan kita kepada-Nya dan senangkanlah hati-Nya, maka Bapa yang di surga akan datang dan memenuhi segala kebutuhan kita. Ingat fokus kita adalah untuk memberi rasa syukur dan mengungkapkan kasih kita kepada-Nya, bukan untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan, contohnya: keinginan daging, kebutuhan fisik dan keuangan, dll.. (Mat. 6:33 Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya ….). Cari dulu Allahnya! Penyembahan itu membina keintiman kita dengan Bapa dan tentang ketaatan hati kita kepada-Nya. Penyembahan adalah suatu tindakan yang harus keluar dari diri kita yang sesungguhnya (siapa kita …?). Pujian itu berarti ungkapan syukur kita kepada Tuhan, ungkapan iman. Saat kita tidak ingin memuji Dia itu adalah saatnya kita untuk membawa korban syukur pujian, sehingga kita bisa memuji Dia di setiap saat dan kondisi. Ini membutuhkan suatu keputusan dari dalam hati dan juga ketaatan kita.
Kita harus mematikan kedagingan, sehingga apapun yang kita lakukan bisa terfokus pada Tuhan dan bukan pada diri sendiri atau masalah kita. Tuhan mesti bertambah dan kita mesti berkurang. Biarlah disetiap detik kehidupan, kita bisa mempunyai sikap yang menyembah Dia dimanapun, kapanpun kita berada, dan dalam situasi apapun lewat perkataan kita, tingkah laku kita, maupun sikap hati kita. Semua hal diatas adalah suatu tindakan penyembahan kepada Bapa, karena penyembahan itu berbicara mengenai kehidupan dan hati kita. Mari kita berikan hati yang murni kepada Bapa agar Dia bisa menghapus segala luka hati dan membuatnya menjadi baru, sehingga kita bisa menyembah-Nya dari hati yang murni. Biarlah hidup kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang dan kemanapun kita pergi, kita akan selalu membawa hadirat Tuhan dalam hidup kita.
Hidup kita jangan dikontrol oleh perasaan !!!
Jangan menyembah Dia dengan emosi/perasaan karena kalau kita menyembah hanya dengan perasaan maka kehidupan kita tidak akan stabil. Oleh sebab itu, kita harus membuat keputusan, bahwa kita akan terus memuji dan menyembah Dia dan tidak tergantung pada kondisi/keadaan disekeliling kita. Kita harus belajar untuk menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan biarkan Tuhan menjadi Tuhan dalam segala situasi kita. Kita harus melangkah dengan iman, walaupun kita tidak merasakan seperti yang kita lakukan, tetapi kita harus membuat keputusan untuk selalu berkomunikasi dan menyembah kebesaran-Nya, sekalipun hidup kita seperti badai yang bergelora. Kita harus menjadikan Yesus Raja dalam hidup kita, sehingga kita tidak lagi dikontrol oleh perasaan melainkan dikontrol oleh Roh Allah. Harus bangkit dan jadilah orang yang kuat yang bisa melihat keadaanmu sendiri. Kita harus senantiasa memuji dan menyembah Dia dalam segala keadaan karena Dia layak untuk mendapatkan semuanya itu. Manusia sering sekali kecewa kepada Tuhan, sepertinya Tuhan tidak memenuhi kebutuhan kita. Tetapi kita harus mengoreksi motivasi kita dalam menyembah Dia, apakah penyembahan yang dilakukan untuk diri sendiri yang didasari oleh keinginan, ataukah mungkin ada masalah ? ataukah itu semua dilakukan karena keagungan-Nya, kesetiaan-Nya, kebesaran-Nya dan kasih kebaikan-Nya kepada kita? Bersyukurlah senantiasa (1 Tes 5:18). Sembahlah Dia karena Diri-Nya dan karena Dia adalah Raja diatas segala raja.
Penyembahan adalah sebagai alat berperang, menyembuhkan, karena Allah dapat melakukan apa saja di dalam hadiratNya.
Alasan lain mengapa kita menyembah Tuhan adalah untuk peperangan rohani (II Taw. 20:20). Dalam peperangan rohani kita harus terus beriman kepada Tuhan dan penyembahan kita bisa untuk menyembuhkan, karena kita percaya di dalam hadirat-Nya ada kelepasan dan ada kesembuhan (1 Sam 16:23) dan yang paling penting penyembahan itu adalah untuk bertemu dan bersekutu dengan Dia (Maz 27:4-6, inilah yang kupinta biarlah aku bisa berdiam di hadirat-Mu senantiasa, …). Iman tidak tergantung pada situasi dan kondisi (1 Taw. 16:29).
Rutinitas dan harapan dalam hadirat-Nya
Rutinitas! Kadang-kadang kita terlalu menganggap remeh dengan hadirat Tuhan, sehingga kita menganggapnya sebagai suatu yang biasa-biasa saja, lalu kadang kita berpikir: ah, ke gereja, lalu ikut pujian dan penyembahan, sehingga kita menganggap sebagai suatu kebiasaan, rutinitas dan keharusan, padahal Bapa ingin sekali “penyembah” yang merindukan hadiratnya siang dan malam dan selalu mengharapkan sesuatu yang baru dan kita tidak pernah bisa maju ke tingkat berikutnya karena kita sudah terbiasa dengan apa yang dilakukan di gereja setiap kalinya. Kita harus menghindar dari roh rutinitas, karena roh ini yang akan membawa kita macet, sebab kita tidak akan pernah melihat mujizat dan sesuatu yang baru kalau kita selalu membatasi pekerjaan Tuhan. Kita harus memberi ruangan buat Tuhan bekerja, jangan membatasi Dia dengan kebiasaan kita. Karena sering, saat Roh kudus mau bekerja, karena kita terlalu biasa dan terlalu rutinitas dengan apa yang sering terjadi sehingga kita membatasi dia, dan kita tidak akan bisa melihat sesuatu yang baru lagi. Kita harus selalu harapkan sesuatu yang baru dari Tuhan. Karena saya percaya hidup ini seperti karet yang bisa ditarik (elastis) sehingga kalau kita makin mengelastiskan hidup kita, maka Tuhan akan semakin mengisi hidup kita, tapi kalau kita cuma membuka sedikit saja, maka Tuhan akan mengisi sedikit juga. Jadi intinya Apa yang diharapkan itulah yang kau dapat! Jika engkau mengharapkan sesuatu yang besar, Allah akan melakukannya tetapi jika engkau tidak mengharapkan apa-apa Tuhan juga tidak akan melakukan apapun. Jadi setiap kali kita datang ke gereja pada saat kita masuk ke dalam hadirat Tuhan kita harus membawa “harapan” itu, sehingga Tuhan akan memenuhi harapan kita. Ayo ! Kita harapkan sesuatu yang besar dan dahsyat untuk-Nya.
Kita harus tahu bahwa Allah kita adalah Allah yang kreatif, contohnya Dia menciptakan kupu-kupu dengan warna-warni yang indah, menciptakan manusia yang unik dan berbeda, dsb. Allah kita adalah Allah yang penuh dengan ide dan kreativitas. Dia dapat mengerjakan sesuatu diluar imajinasi (Ef. 3:20), sehingga jangan pernah membatasi Tuhan dengan imajinasi kita, tetapi biarlah Dia memiliki kebebasan untuk bergerak dan berkreatif di dalam kehidupan kita dan juga di dalam penyembahan di gereja. Karena Dia memiliki banyak sekali cara untuk menyampaikan pesannya kepada kita dan juga untuk menyatakan kehadiran-Nya. Jadi jangan ber-“rutinitas” dengan apa yang selalu kita kerjakan, tetapi kita harus memiliki gairah dalam melakukan sesuatu, sehingga rasanya kita baru pertama kali melakukannya.
Atmosfir
Sekarang kita mau lihat bagaimana caranya supaya kita menciptakan suatu atmosfir dalam pujian dan penyembahan di gereja. Dunia kita ini dipenuhi dengan atmosfir rasa takut, khususnya sejak kejadian 11 sepetember WTC, kita bisa melihat banyak sekali orang yang hidupnya dipenuhi dengan ketakutan, kekecewaan, kepahitan dan khususnya di dalam dunia ini, orang-orang dipenuhi dengan rasa takut, ketidakamanan, keraguan dan banyak lagi hal-hal negatif yang memenuhi atmosfir di dunia ini. Oleh sebab itu kita sebagai anak-anak Tuhan harus membawa atmosfir yang baik ke dalam dunia ini. Kita tahu bahwa lawan kata dari takut itu adalah iman, karenanya kita harus membawa atmosfir iman ke dalam dunia ini, dan atmosfir hadirat Allah. Setiap manusia mempunyai atmosfir di dalam hidupnya. Contohnya, kalau satu orang memasuki suatu ruangan dan kita akan merasakan kehadiran dan merasakan atmosfir yang dibawa oleh orang tersebut, apakah orang itu membawa atmosfir keceriaan/iman/gairah, dll. Atau orang itu membawa atmosfir yang negatif, contohnya bersungut-sungut. Jadi intinya kita sebagai penyembah-penyembah harus bisa membawa “Atmosfir yang bagus” ke dalam kehidupan kita, khususnya lewat perkataan kita. Koreksi perkataan yang keluar dari mulut kita, apakah itu negatif atau positif, apakah itu membangun atau menjatuhkan, juga pikiran kita. Selain itu lewat komitmen dalam hidup kita, karena tingkatan komitmen dalam hidup kita akan membentuk kehidupan dan atmosfir kita, contohnya seberapakah komitmen kita terhadap Tuhan, pemimpin kita, gereja, team kita, terhadap keluarga, dsb…. Kita harus belajar menjadi orang yang bisa berkomitmen. Itu akan membentuk karakter dan atmosfir kita juga. Setialah dari hal-hal kecil karena pada saatnya Tuhan akan membawa kita naik setingkat lagi. Kita juga harus mempunyai kepekaan rohani supaya kita bisa membentuk atmosfir hidup kita atas dasar Roh Kudus dan Roh Allah. Sehingga kalau masing-masing kita sudah membawa atmosfir yang baik dalam hidup kita maka pada saat kita berkumpul bersama di dalam gereja atmosfir itu akan dirasakan oleh orang-orang yang berada di sekeliling kita. Itulah sebabnya kita harus membangun atmosfir di hidup kita dan biarlah hidup kita dipimpin oleh Roh Allah saja, sehingga kita bisa membagikan atmosfir hidup kita dan menjadi berkat buat orang lain.
Tips sebagai Pemimpin Pujian:
1. Sebagai Pemimpin Pujian kita harus “bersih” dengan tugas kita sebagai Pemimpin Pujian. Tujuannya: Membawa jemaat ke dalam hadirat Tuhan dan agar mereka bisa berdiam dan merasakan hadirat Tuhan, mempersiapkan jemaat untuk ditaburi dengan firman Tuhan, menciptakan atmosfir surgawi.
2. Dalam mempersiapkan lagu pilihan tema untuk setiap minggunya, misalnya tema untuk minggu ini adalah perayaan pujian, jadi lagu-lagunya menjurus tentang perayaan, atau mungkin temanya adalah intimasi. Agar memiliki tema dalam suatu kebaktian, kita harus peka terhadap pimpinan Tuhan dan juga berkomunikasi dengan pemimpin/pendeta kita.
3. Praktis dan berikan yang terbaik buat Tuhan. Bangun talentamu!
4. Jangan memaksakan jemaat, pimpinlah dengan iman dalam naungan Roh Kudus. Tahu bagaimana harus berkomunikasi dengan jemaat, pemusik, singers, contohnya: kontak mata, bangun hubungan antara kita dengan team, tanda-tanda lewat tangan.
5. Jadilah dirimu sendiri karena kita mempunyai panggilan dan keunikan masing-masing. Jangan mencoba untuk menjadi orang lain. Kita harus menjadi kokoh dan tahu bahwa Tuhan memanggil kita untuk melakukan apa yang Ia inginkan. Kita mempunyai peranan penting. Jadi bekerjalah dari dalam karena apa yang ada di dalammu itulah yang akan mengatur apa yang akan kau lakukan.
6. Berkomunikasilah dengan pendeta. Kadangkala ada waktu-waktu tertentu dimana pemimpin pujian dan pendetanya harus duduk dan merencanakan untuk perkembangan dan rencana untuk Team Pujian dan Penyembahan dan dibawah kontrol (visi) pendeta. Milikilah hubungan yang kuat dengan gembala dan bekerjalah dengannya dan bergerak bersama dengan visi gembala. Ibr 13:17, bekerja di bawah otoritas gembala, dan melayani dalam visi di rumah Tuhan. Mempunyai komitmen dengan gembala demi kesuksesan di dalam segala hal. Setan suka sekali mencoba untuk menghancurkan hubungan antara WL (Worship Leader) dan pendeta supaya gereja itu tidak bisa berkembang, sebelumnya kita harus memecahkan tembok itu dan bersama dengan pastor kita maju (1 Pet. 4:10). Kita berlari arena yang sama, kita harus lari bersama. Mazmur 81;15. penundukan diri datang dari hati kita.
7. Setialah kepada team, tingkatkan komitmen di dalam team. Bangun hubungan yang baik dan kesatuan di dalam satu team.
8. Disiplinlah, contohnya: tepat waktu, kehadiran….
9. Rendahkanlah dirimu, jangan pernah mempunyai tujuan untuk mencari promosi, tetapi sebagai WL, kita harus belajar untuk meletakkan diri kita di balik salib-Nya sehingga hanya Dia yang dimuliakan. Tudung pelayan adalah kunci keberhasilan sukses kita. Di manapun letak posisi kita, apapun yang kita lakukan kita harus memiliki sikap seorang hamba yang tujuannya hanyalah untuk menyenangkan Tuannya.(Filp. 2:3-11). Layani dengan iman yang penuh (Ayb. 23:11-14). Layani dengan sikap hati yang benar (I Pet 4:10-11)
10. Bangkitlah para pemimpin baru. Jangan takut dengan pemimpin baru, kita harus menjadi orang besar yang tahu bagaimana melepaskan segala sesuatu dalam panggilan-Nya. Jangan cemburu dengan keberhasilan orang lain, melainkan kita harus merasa aman dan yakin dengan diri kita, dan senang dengan keberhasilan orang lain.
11. Mempunyai ketrampilan untuk memimpin dan berlatih serta memberikan yang terbaik untuk Allah. Melayani dengan roh yang luar biasa (roh yang ingin memberikan yang terbaik) bukan roh yang perfeksionis (roh yang ingin membuat segala sesuatu sempurna dan segala sesuatu teratur) tetapi kita perlu mengetahui pada saat kita memberikan yang terbaik dari dalam hati kita, sehingga Tuhan akan membuatnya sempurna di mata Dia dan bukan di mata manusia.
12. Jangan mencoba untuk menyenangkan diri sendiri karena itu kita berarti kompromi.Tetapi apapun yang kita lakukan kita harus menyenangkan Tuhan. Terkadang kita harus mengambil langkah untuk taat agar Allah mengambil alih, karena seringkali sebagai WL kita mencoba untuk menyenangkan orang-orang lain bukan menyenangkan Tuhan, karena kita takut ditolak oleh orang. Oleh sebab itu kita harus punya fokus untuk menyenangkan Tuhan dan menjadi aman dengan diri kita, sehingga kita tidak takut ditolak orang, tetapi kita bisa berdiri dan berada dalam penguasaan Allah.
13. Untuk menjadi seorang penyembah yang benar, itu merupakan suatu proses kehidupan kita, sehingga kalau kita mau diproses Tuhan, kita tidak boleh lari karena Dia sedang membentuk kita untuk menjadi bejana-Nya yang indah. Seberapa lama sih prosesnya itu? Hidup adalah sebuah perjalanan dan demikian juga dalam penyembahan. Seberapa lama proses kita itu tergantung dengan diri kita, dan bagaimana kita meresponi proses tersebut. Apakah kita taat atau malahan kita menunda proses-Nya sehingga kita harus tahu bagaimana tinggal di dalam proses dan tinggal di dalam Allah.
14. Intinya sebagai WL kita harus mengerjakan 4”S” dalam pelayanan, yaitu Skill /trampil (kemampuan secara tehnik, memahami dasar pengetahuan tentang musik.), Maz. 33:3. Sensitivity/kepekaan terhadap Roh Kudus, terhadap orang lain, dan terhadap arus pimpinan Tuhan (Gal 5:16). Submission/kepatuhan, coba lagi dan coba lagi, karena ini adalah bagian terpenting sbg WL. Kita harus tahu bagaimana tunduk kepada otoritas di atas kita. Tunduk kepada Tuhan dan otoritas di atas kita. Sanctification/Kekudusan, adalah proses dijadikan murni (menjadi seorang pribadi yang utuh), sedang dipisahkan (Rom. 5, Filp. 1:6, I Tes. 5:23, Ef. 1:4, Kol. 1:10,23)
15. Jadilah nyata! Jangan memakai topeng! Sebagai penyembah-penyembah yang benar, kita harus menghidupi kehidupan dan karakter Kristus, jangan hanya bisa menyembah di atas panggung tetapi berbeda dengan kehidupan di bawah, sehingga kita menjadi orang munafik. Karena itu, marilah berada dalam suatu hidup yang nyata!!
Bagian-bagian Dalam Tim Penyembahan :
Ketua Musik/ Worship Leader :yang mempunyai tugas atau peran yang sama seperti Worship Leader, karena dia adalah penyembah yang tahu menyembah Tuhan dengan permainan musiknya, dan mengatur para pemusik dalam satu pelayanan, sehingga musiknya bisa ada keharmonisan dan dia harus bekerja sama dengan WL dan mengetahui apa maunya WL dan bersama-sama menjalankannya. Dia juga harus berada dalam keselarasan dengan Roh Kudus, sehingga Dia bisa peka terhadap pimpina Roh Kudus.
Singers/Penyanyi-penyanyi: mempunyai tugas sebagai penyembah bersama-sama dengan Pemimpin Pujian untuk membawa hadirat Tuhan dan menambah keharmonisan didalam vocal dan Para Penyanyi juga sebagai contoh di dalam penyembahan.
Penata Suara/sound man: adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam penyembahan. Kita perlu memiliki komunikasi yang baik dengan penata suara orang yang menangani sound sistem. Tanpa disadari kita sering menganggap remeh bagian ini, padahal kita harus mengerti betapa pentingnya mereka dan harus berterimakasih kepada mereka.
Pemusik : mereka adalah tim yang bersama-sama dengan WL dan Direktor Musik untuk mendatangkan hadirat Tuhan (Maz. 150). Musik dipakai juga untuk alat peperangan. Sebagai Pemusik kita juga harus memiliki hati yang menyembah, jangan hanya melayani dengan talenta saja, tetapi melayani dengan hati. Sebagai pemusik kita harus tahu 4 ketrampilan musik : mengetahui melodi, harmonisasi, irama dan belajar kata-kata. Jadi kita juga harus memiliki dasar-dasar ini, dan mengembangkannya sampai maksimal.
Choir/Paduan Suara : mempunyai tugas untuk membawa atmosfir dan menghasilkan suatu suara harmonis, dan di paduan suaralah secara khusus sebagai tempat untuk membina orang untuk meningkat ke tingkatan lain daalam pelayanannya dan meningkatkan talentanya.
Dancers/Penari-penari : merupakan suatu bagian dari pemusik yang tujuannya bukan untuk menampilkan dirinya sendiri tetapi untuk bekerja sama dengan tim penyembaahan untuk membawa hadirat Tuhan dan merupakan suatu ekspresi tubuh dalam menyembah Tuhan.
Penyembahan adalah suatu bentuk kasih kita kepada Tuhan yang merupakan suatu hubungan atau komunikasi antara kita dengan Bapa. Kita diciptakan untuk menyembah Dia karena Dia adalah Allah yang layak untuk disembah, agung dan mulia. Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan (Maz. 150:6). Penyembahan itu haruslah keluar dari dalam diri kita dengan apa adanya kita. Kita harus tahu siapa sebenarnya diri kita di dalam Tuhan, sehingga kita bisa menyembah Dia dengan segala yang ada pada kita. Kita adalah anak-Nya, kita harus menjadikan Allah itu BAPA dalam hidup kita dan berkomunikasi dengan-Nya. Jangan pernah menganggap remeh talenta yang ada dalam diri kita, sebaliknya kita harus belajar untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Kita harus mengerti kuasa yang ada dalam penyembahan dan kuasa hadirat Tuhan itu. Kita menyembah Dia karena kebesaran-Nya, kesetiaan-Nya, kebaikan-Nya bagi kita dan karena siapakah Dia…..?
Penyembahan itu tidak hanya bicara soal menyanyi atau musik yang kita mainkan saja tetapi penyembahan itu lebih merupakan sifat dasar hidup kita dan hati kita. Penyembahan tidak hanya dilakukan di Gereja saja, tetapi harus merupakan suatu gaya hidup dan suatu hubungan yang intim antara kita dengan Tuhan di manapun kita berada. Sebenarnya yang Tuhan mau dari penyembahan ini adalah hati kita yaitu “hati yang menyembah” yang selalu bisa menyembah Dia dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Tuhan bukan mencari orang yang pintar bernyanyi/bermain musik, tetapi Tuhan mencari orang yang memiliki hati yang mau menyembah Dia.
Apa artinya menyembah di dalam Roh?
Kita harus menjadi penyembah di dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24). Apa dan bagaimana menyembah di dalam roh itu ….? Menyembah di dalam roh berarti adanya hubungan roh kita dengan Roh Bapa (bersatu), sehingga penyembahan itu menjadi suatu komunikasi antara roh kita dengan Roh Bapa di surga. Sedangkan “di dalam roh” artinya menyembah dari dalam hati dan bukan dari mulut dan bibir saja (Mat. 15:8-9). Kita harus menyembah Tuhan dengan sepenuh hati, jangan menjadi orang munafik yang bisa mengangkat tangan dan menari, tetapi mempunyai motivasi yang salah. Misalnya memiliki motivasi supaya orang melihat mereka sebagai orang yang rohani padahal hatinya jauh dari Bapa. Oleh sebab itu kita harus benar-benar mengoreksi motivasi kita dalam menyembah dan menuruti kehendak-Nya, bukan kehendak kita. Kita harus membiarkan Roh Tuhan berdiam dalam hidup kita, sehingga apapun yang kita lakukan akan mencerminkan hidup Kristus.
Menyembah dalam kebenaran itu gimana sih..?
Menyembah dalam kebenaran, artinya (Kol 2:20-32) kita harus mengerti maunya Bapa. Bagaimana caranya…? Ya, belajar Firman Tuhan. Firman Tuhan itu adalah surat cinta dan isi hati-Nya. Kita harus mengerti firman-Nya dan merenungkannya siang dan malam (Maz. 1:2 ; Yos. 1:8), karena pada saat kita mengetahui akan firman-Nya, kita tahu bahwa firman itulah yang akan membebaskan dan memerdekakan kita. Segala sesuatu yang ada di dunia ini bisa berakhir, tetapi Firman Tuhan itu kekal dan hidup. Oleh karena itu jangan pandang remeh Firman Tuhan. (Yoh. 8:32). Kebenaran akan memerdekakan kita, makanya kita harus memelihara kebenaran dalam hidup karena Allah adalah Allah yang Mahatahu dan tidak ada yang dapat menyembunyikan suatu hal apapun dari-Nya. Dalam menyembah, kita harus menyembah Dia dengan kebenaran hidup (jujurlah terhadap Tuhan, terhadap diri sendiri dan orang lain) sehingga saat kita menyembah, kita akan masuk dalam hadirat-Nya. Saat menyembah, kita ini seperti orang yang telanjang dihadapan Tuhan, terbuka dan membiarkan Dia untuk menjubahi kita dengan hadirat-Nya dan dengan pakaian kemuliaan-Nya. Kita harus hidup dengan integritas yang mana tidak perlu ada yang disembunyikan dan dibuktikan. Jadi hiduplah dengan apa adanya dalam diri kita dan biarlah Tuhan yang bekerja dan setujulah dengan dirimu.
Apa sih Fokus/tujuan dalam Penyembahan …?
Penyembahan itu berbicara tentang kebesaran Tuhan dan bukan tentang manusia. Keluaran 15:2, Tuhan adalah kekuatanku dan pujianku,… Seringkali kita mencari suatu kepuasan dan keegoisan kita muncul pada saat kita menyembah-Nya. Kita harus benar-benar mengoreksi hati kita “Mengapa saya lakukan apa yang saya lakukan…!!!”. Tujuan kita menyembah Dia adalah karena keagungan-Nya dan kebesaran-Nya bukan untuk diri kita sendiri (Maz 138:2, 5). Dalam mazmur 136, kita lihat betapa agung, mulia dan betapa baiknya Tuhan kita, sehingga kita bisa mengerti akan kebesaran-Nya. Dan dalam hadirat-Nya itulah kita akan merasakan keintiman, kasih sayang, penyertaan dan karya-Nya sehingga kita terpuaskan dalam hadirat-Nya. Fokuskan penyembahan kita kepada-Nya dan senangkanlah hati-Nya, maka Bapa yang di surga akan datang dan memenuhi segala kebutuhan kita. Ingat fokus kita adalah untuk memberi rasa syukur dan mengungkapkan kasih kita kepada-Nya, bukan untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan, contohnya: keinginan daging, kebutuhan fisik dan keuangan, dll.. (Mat. 6:33 Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya ….). Cari dulu Allahnya! Penyembahan itu membina keintiman kita dengan Bapa dan tentang ketaatan hati kita kepada-Nya. Penyembahan adalah suatu tindakan yang harus keluar dari diri kita yang sesungguhnya (siapa kita …?). Pujian itu berarti ungkapan syukur kita kepada Tuhan, ungkapan iman. Saat kita tidak ingin memuji Dia itu adalah saatnya kita untuk membawa korban syukur pujian, sehingga kita bisa memuji Dia di setiap saat dan kondisi. Ini membutuhkan suatu keputusan dari dalam hati dan juga ketaatan kita.
Kita harus mematikan kedagingan, sehingga apapun yang kita lakukan bisa terfokus pada Tuhan dan bukan pada diri sendiri atau masalah kita. Tuhan mesti bertambah dan kita mesti berkurang. Biarlah disetiap detik kehidupan, kita bisa mempunyai sikap yang menyembah Dia dimanapun, kapanpun kita berada, dan dalam situasi apapun lewat perkataan kita, tingkah laku kita, maupun sikap hati kita. Semua hal diatas adalah suatu tindakan penyembahan kepada Bapa, karena penyembahan itu berbicara mengenai kehidupan dan hati kita. Mari kita berikan hati yang murni kepada Bapa agar Dia bisa menghapus segala luka hati dan membuatnya menjadi baru, sehingga kita bisa menyembah-Nya dari hati yang murni. Biarlah hidup kita bisa menjadi berkat bagi banyak orang dan kemanapun kita pergi, kita akan selalu membawa hadirat Tuhan dalam hidup kita.
Hidup kita jangan dikontrol oleh perasaan !!!
Jangan menyembah Dia dengan emosi/perasaan karena kalau kita menyembah hanya dengan perasaan maka kehidupan kita tidak akan stabil. Oleh sebab itu, kita harus membuat keputusan, bahwa kita akan terus memuji dan menyembah Dia dan tidak tergantung pada kondisi/keadaan disekeliling kita. Kita harus belajar untuk menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan biarkan Tuhan menjadi Tuhan dalam segala situasi kita. Kita harus melangkah dengan iman, walaupun kita tidak merasakan seperti yang kita lakukan, tetapi kita harus membuat keputusan untuk selalu berkomunikasi dan menyembah kebesaran-Nya, sekalipun hidup kita seperti badai yang bergelora. Kita harus menjadikan Yesus Raja dalam hidup kita, sehingga kita tidak lagi dikontrol oleh perasaan melainkan dikontrol oleh Roh Allah. Harus bangkit dan jadilah orang yang kuat yang bisa melihat keadaanmu sendiri. Kita harus senantiasa memuji dan menyembah Dia dalam segala keadaan karena Dia layak untuk mendapatkan semuanya itu. Manusia sering sekali kecewa kepada Tuhan, sepertinya Tuhan tidak memenuhi kebutuhan kita. Tetapi kita harus mengoreksi motivasi kita dalam menyembah Dia, apakah penyembahan yang dilakukan untuk diri sendiri yang didasari oleh keinginan, ataukah mungkin ada masalah ? ataukah itu semua dilakukan karena keagungan-Nya, kesetiaan-Nya, kebesaran-Nya dan kasih kebaikan-Nya kepada kita? Bersyukurlah senantiasa (1 Tes 5:18). Sembahlah Dia karena Diri-Nya dan karena Dia adalah Raja diatas segala raja.
Penyembahan adalah sebagai alat berperang, menyembuhkan, karena Allah dapat melakukan apa saja di dalam hadiratNya.
Alasan lain mengapa kita menyembah Tuhan adalah untuk peperangan rohani (II Taw. 20:20). Dalam peperangan rohani kita harus terus beriman kepada Tuhan dan penyembahan kita bisa untuk menyembuhkan, karena kita percaya di dalam hadirat-Nya ada kelepasan dan ada kesembuhan (1 Sam 16:23) dan yang paling penting penyembahan itu adalah untuk bertemu dan bersekutu dengan Dia (Maz 27:4-6, inilah yang kupinta biarlah aku bisa berdiam di hadirat-Mu senantiasa, …). Iman tidak tergantung pada situasi dan kondisi (1 Taw. 16:29).
Rutinitas dan harapan dalam hadirat-Nya
Rutinitas! Kadang-kadang kita terlalu menganggap remeh dengan hadirat Tuhan, sehingga kita menganggapnya sebagai suatu yang biasa-biasa saja, lalu kadang kita berpikir: ah, ke gereja, lalu ikut pujian dan penyembahan, sehingga kita menganggap sebagai suatu kebiasaan, rutinitas dan keharusan, padahal Bapa ingin sekali “penyembah” yang merindukan hadiratnya siang dan malam dan selalu mengharapkan sesuatu yang baru dan kita tidak pernah bisa maju ke tingkat berikutnya karena kita sudah terbiasa dengan apa yang dilakukan di gereja setiap kalinya. Kita harus menghindar dari roh rutinitas, karena roh ini yang akan membawa kita macet, sebab kita tidak akan pernah melihat mujizat dan sesuatu yang baru kalau kita selalu membatasi pekerjaan Tuhan. Kita harus memberi ruangan buat Tuhan bekerja, jangan membatasi Dia dengan kebiasaan kita. Karena sering, saat Roh kudus mau bekerja, karena kita terlalu biasa dan terlalu rutinitas dengan apa yang sering terjadi sehingga kita membatasi dia, dan kita tidak akan bisa melihat sesuatu yang baru lagi. Kita harus selalu harapkan sesuatu yang baru dari Tuhan. Karena saya percaya hidup ini seperti karet yang bisa ditarik (elastis) sehingga kalau kita makin mengelastiskan hidup kita, maka Tuhan akan semakin mengisi hidup kita, tapi kalau kita cuma membuka sedikit saja, maka Tuhan akan mengisi sedikit juga. Jadi intinya Apa yang diharapkan itulah yang kau dapat! Jika engkau mengharapkan sesuatu yang besar, Allah akan melakukannya tetapi jika engkau tidak mengharapkan apa-apa Tuhan juga tidak akan melakukan apapun. Jadi setiap kali kita datang ke gereja pada saat kita masuk ke dalam hadirat Tuhan kita harus membawa “harapan” itu, sehingga Tuhan akan memenuhi harapan kita. Ayo ! Kita harapkan sesuatu yang besar dan dahsyat untuk-Nya.
Kita harus tahu bahwa Allah kita adalah Allah yang kreatif, contohnya Dia menciptakan kupu-kupu dengan warna-warni yang indah, menciptakan manusia yang unik dan berbeda, dsb. Allah kita adalah Allah yang penuh dengan ide dan kreativitas. Dia dapat mengerjakan sesuatu diluar imajinasi (Ef. 3:20), sehingga jangan pernah membatasi Tuhan dengan imajinasi kita, tetapi biarlah Dia memiliki kebebasan untuk bergerak dan berkreatif di dalam kehidupan kita dan juga di dalam penyembahan di gereja. Karena Dia memiliki banyak sekali cara untuk menyampaikan pesannya kepada kita dan juga untuk menyatakan kehadiran-Nya. Jadi jangan ber-“rutinitas” dengan apa yang selalu kita kerjakan, tetapi kita harus memiliki gairah dalam melakukan sesuatu, sehingga rasanya kita baru pertama kali melakukannya.
Atmosfir
Sekarang kita mau lihat bagaimana caranya supaya kita menciptakan suatu atmosfir dalam pujian dan penyembahan di gereja. Dunia kita ini dipenuhi dengan atmosfir rasa takut, khususnya sejak kejadian 11 sepetember WTC, kita bisa melihat banyak sekali orang yang hidupnya dipenuhi dengan ketakutan, kekecewaan, kepahitan dan khususnya di dalam dunia ini, orang-orang dipenuhi dengan rasa takut, ketidakamanan, keraguan dan banyak lagi hal-hal negatif yang memenuhi atmosfir di dunia ini. Oleh sebab itu kita sebagai anak-anak Tuhan harus membawa atmosfir yang baik ke dalam dunia ini. Kita tahu bahwa lawan kata dari takut itu adalah iman, karenanya kita harus membawa atmosfir iman ke dalam dunia ini, dan atmosfir hadirat Allah. Setiap manusia mempunyai atmosfir di dalam hidupnya. Contohnya, kalau satu orang memasuki suatu ruangan dan kita akan merasakan kehadiran dan merasakan atmosfir yang dibawa oleh orang tersebut, apakah orang itu membawa atmosfir keceriaan/iman/gairah, dll. Atau orang itu membawa atmosfir yang negatif, contohnya bersungut-sungut. Jadi intinya kita sebagai penyembah-penyembah harus bisa membawa “Atmosfir yang bagus” ke dalam kehidupan kita, khususnya lewat perkataan kita. Koreksi perkataan yang keluar dari mulut kita, apakah itu negatif atau positif, apakah itu membangun atau menjatuhkan, juga pikiran kita. Selain itu lewat komitmen dalam hidup kita, karena tingkatan komitmen dalam hidup kita akan membentuk kehidupan dan atmosfir kita, contohnya seberapakah komitmen kita terhadap Tuhan, pemimpin kita, gereja, team kita, terhadap keluarga, dsb…. Kita harus belajar menjadi orang yang bisa berkomitmen. Itu akan membentuk karakter dan atmosfir kita juga. Setialah dari hal-hal kecil karena pada saatnya Tuhan akan membawa kita naik setingkat lagi. Kita juga harus mempunyai kepekaan rohani supaya kita bisa membentuk atmosfir hidup kita atas dasar Roh Kudus dan Roh Allah. Sehingga kalau masing-masing kita sudah membawa atmosfir yang baik dalam hidup kita maka pada saat kita berkumpul bersama di dalam gereja atmosfir itu akan dirasakan oleh orang-orang yang berada di sekeliling kita. Itulah sebabnya kita harus membangun atmosfir di hidup kita dan biarlah hidup kita dipimpin oleh Roh Allah saja, sehingga kita bisa membagikan atmosfir hidup kita dan menjadi berkat buat orang lain.
Tips sebagai Pemimpin Pujian:
1. Sebagai Pemimpin Pujian kita harus “bersih” dengan tugas kita sebagai Pemimpin Pujian. Tujuannya: Membawa jemaat ke dalam hadirat Tuhan dan agar mereka bisa berdiam dan merasakan hadirat Tuhan, mempersiapkan jemaat untuk ditaburi dengan firman Tuhan, menciptakan atmosfir surgawi.
2. Dalam mempersiapkan lagu pilihan tema untuk setiap minggunya, misalnya tema untuk minggu ini adalah perayaan pujian, jadi lagu-lagunya menjurus tentang perayaan, atau mungkin temanya adalah intimasi. Agar memiliki tema dalam suatu kebaktian, kita harus peka terhadap pimpinan Tuhan dan juga berkomunikasi dengan pemimpin/pendeta kita.
3. Praktis dan berikan yang terbaik buat Tuhan. Bangun talentamu!
4. Jangan memaksakan jemaat, pimpinlah dengan iman dalam naungan Roh Kudus. Tahu bagaimana harus berkomunikasi dengan jemaat, pemusik, singers, contohnya: kontak mata, bangun hubungan antara kita dengan team, tanda-tanda lewat tangan.
5. Jadilah dirimu sendiri karena kita mempunyai panggilan dan keunikan masing-masing. Jangan mencoba untuk menjadi orang lain. Kita harus menjadi kokoh dan tahu bahwa Tuhan memanggil kita untuk melakukan apa yang Ia inginkan. Kita mempunyai peranan penting. Jadi bekerjalah dari dalam karena apa yang ada di dalammu itulah yang akan mengatur apa yang akan kau lakukan.
6. Berkomunikasilah dengan pendeta. Kadangkala ada waktu-waktu tertentu dimana pemimpin pujian dan pendetanya harus duduk dan merencanakan untuk perkembangan dan rencana untuk Team Pujian dan Penyembahan dan dibawah kontrol (visi) pendeta. Milikilah hubungan yang kuat dengan gembala dan bekerjalah dengannya dan bergerak bersama dengan visi gembala. Ibr 13:17, bekerja di bawah otoritas gembala, dan melayani dalam visi di rumah Tuhan. Mempunyai komitmen dengan gembala demi kesuksesan di dalam segala hal. Setan suka sekali mencoba untuk menghancurkan hubungan antara WL (Worship Leader) dan pendeta supaya gereja itu tidak bisa berkembang, sebelumnya kita harus memecahkan tembok itu dan bersama dengan pastor kita maju (1 Pet. 4:10). Kita berlari arena yang sama, kita harus lari bersama. Mazmur 81;15. penundukan diri datang dari hati kita.
7. Setialah kepada team, tingkatkan komitmen di dalam team. Bangun hubungan yang baik dan kesatuan di dalam satu team.
8. Disiplinlah, contohnya: tepat waktu, kehadiran….
9. Rendahkanlah dirimu, jangan pernah mempunyai tujuan untuk mencari promosi, tetapi sebagai WL, kita harus belajar untuk meletakkan diri kita di balik salib-Nya sehingga hanya Dia yang dimuliakan. Tudung pelayan adalah kunci keberhasilan sukses kita. Di manapun letak posisi kita, apapun yang kita lakukan kita harus memiliki sikap seorang hamba yang tujuannya hanyalah untuk menyenangkan Tuannya.(Filp. 2:3-11). Layani dengan iman yang penuh (Ayb. 23:11-14). Layani dengan sikap hati yang benar (I Pet 4:10-11)
10. Bangkitlah para pemimpin baru. Jangan takut dengan pemimpin baru, kita harus menjadi orang besar yang tahu bagaimana melepaskan segala sesuatu dalam panggilan-Nya. Jangan cemburu dengan keberhasilan orang lain, melainkan kita harus merasa aman dan yakin dengan diri kita, dan senang dengan keberhasilan orang lain.
11. Mempunyai ketrampilan untuk memimpin dan berlatih serta memberikan yang terbaik untuk Allah. Melayani dengan roh yang luar biasa (roh yang ingin memberikan yang terbaik) bukan roh yang perfeksionis (roh yang ingin membuat segala sesuatu sempurna dan segala sesuatu teratur) tetapi kita perlu mengetahui pada saat kita memberikan yang terbaik dari dalam hati kita, sehingga Tuhan akan membuatnya sempurna di mata Dia dan bukan di mata manusia.
12. Jangan mencoba untuk menyenangkan diri sendiri karena itu kita berarti kompromi.Tetapi apapun yang kita lakukan kita harus menyenangkan Tuhan. Terkadang kita harus mengambil langkah untuk taat agar Allah mengambil alih, karena seringkali sebagai WL kita mencoba untuk menyenangkan orang-orang lain bukan menyenangkan Tuhan, karena kita takut ditolak oleh orang. Oleh sebab itu kita harus punya fokus untuk menyenangkan Tuhan dan menjadi aman dengan diri kita, sehingga kita tidak takut ditolak orang, tetapi kita bisa berdiri dan berada dalam penguasaan Allah.
13. Untuk menjadi seorang penyembah yang benar, itu merupakan suatu proses kehidupan kita, sehingga kalau kita mau diproses Tuhan, kita tidak boleh lari karena Dia sedang membentuk kita untuk menjadi bejana-Nya yang indah. Seberapa lama sih prosesnya itu? Hidup adalah sebuah perjalanan dan demikian juga dalam penyembahan. Seberapa lama proses kita itu tergantung dengan diri kita, dan bagaimana kita meresponi proses tersebut. Apakah kita taat atau malahan kita menunda proses-Nya sehingga kita harus tahu bagaimana tinggal di dalam proses dan tinggal di dalam Allah.
14. Intinya sebagai WL kita harus mengerjakan 4”S” dalam pelayanan, yaitu Skill /trampil (kemampuan secara tehnik, memahami dasar pengetahuan tentang musik.), Maz. 33:3. Sensitivity/kepekaan terhadap Roh Kudus, terhadap orang lain, dan terhadap arus pimpinan Tuhan (Gal 5:16). Submission/kepatuhan, coba lagi dan coba lagi, karena ini adalah bagian terpenting sbg WL. Kita harus tahu bagaimana tunduk kepada otoritas di atas kita. Tunduk kepada Tuhan dan otoritas di atas kita. Sanctification/Kekudusan, adalah proses dijadikan murni (menjadi seorang pribadi yang utuh), sedang dipisahkan (Rom. 5, Filp. 1:6, I Tes. 5:23, Ef. 1:4, Kol. 1:10,23)
15. Jadilah nyata! Jangan memakai topeng! Sebagai penyembah-penyembah yang benar, kita harus menghidupi kehidupan dan karakter Kristus, jangan hanya bisa menyembah di atas panggung tetapi berbeda dengan kehidupan di bawah, sehingga kita menjadi orang munafik. Karena itu, marilah berada dalam suatu hidup yang nyata!!
Bagian-bagian Dalam Tim Penyembahan :
Ketua Musik/ Worship Leader :yang mempunyai tugas atau peran yang sama seperti Worship Leader, karena dia adalah penyembah yang tahu menyembah Tuhan dengan permainan musiknya, dan mengatur para pemusik dalam satu pelayanan, sehingga musiknya bisa ada keharmonisan dan dia harus bekerja sama dengan WL dan mengetahui apa maunya WL dan bersama-sama menjalankannya. Dia juga harus berada dalam keselarasan dengan Roh Kudus, sehingga Dia bisa peka terhadap pimpina Roh Kudus.
Singers/Penyanyi-penyanyi: mempunyai tugas sebagai penyembah bersama-sama dengan Pemimpin Pujian untuk membawa hadirat Tuhan dan menambah keharmonisan didalam vocal dan Para Penyanyi juga sebagai contoh di dalam penyembahan.
Penata Suara/sound man: adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam penyembahan. Kita perlu memiliki komunikasi yang baik dengan penata suara orang yang menangani sound sistem. Tanpa disadari kita sering menganggap remeh bagian ini, padahal kita harus mengerti betapa pentingnya mereka dan harus berterimakasih kepada mereka.
Pemusik : mereka adalah tim yang bersama-sama dengan WL dan Direktor Musik untuk mendatangkan hadirat Tuhan (Maz. 150). Musik dipakai juga untuk alat peperangan. Sebagai Pemusik kita juga harus memiliki hati yang menyembah, jangan hanya melayani dengan talenta saja, tetapi melayani dengan hati. Sebagai pemusik kita harus tahu 4 ketrampilan musik : mengetahui melodi, harmonisasi, irama dan belajar kata-kata. Jadi kita juga harus memiliki dasar-dasar ini, dan mengembangkannya sampai maksimal.
Choir/Paduan Suara : mempunyai tugas untuk membawa atmosfir dan menghasilkan suatu suara harmonis, dan di paduan suaralah secara khusus sebagai tempat untuk membina orang untuk meningkat ke tingkatan lain daalam pelayanannya dan meningkatkan talentanya.
Dancers/Penari-penari : merupakan suatu bagian dari pemusik yang tujuannya bukan untuk menampilkan dirinya sendiri tetapi untuk bekerja sama dengan tim penyembaahan untuk membawa hadirat Tuhan dan merupakan suatu ekspresi tubuh dalam menyembah Tuhan.
By : Vernando Sinaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar