Apakah Anda pernah menerima dengan terbuka ide-ide di bawah ini?
Pandangan humanistik: Manusia memiliki sifat yang baik. Injil: Roma 7:18; Titus 3:5; Yeremia 17:9, "Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu." Pandangan alkitabiah: Alkitab secara jelas mengajarkan bahwa manusia telah jatuh dan sudah sepenuhnya rusak. Kita adalah pendosa yang butuh seorang Penyelamat. Bersyukur, Tuhan Yesus mati bagi kita untuk menghapus dosa kita dan menyelamatkan kita.
Pandangan humanistik: Alasan mengapa manusia selalu berbuat dosa adalah karena mereka tidak pernah memikirkan diri mereka sendiri sebagai yang tertinggi; mereka merasa tidak penting; mereka memiliki harga diri yang rendah. Mereka tidak bisa diharapkan untuk bisa bertingkah laku dengan benar. Injil: Roma 12:3 dan 3:10-12; Yohanes 8:34, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa."Pandangan alkitabiah: Manusia berdosa karena mereka sudah lahir sebagai pendosa. (Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Lakukan ini untuk mengingat Aku." Hal ini menunjukkan, ada yang lebih penting dari gambaran anggur yang menandakan darah-Nya yang mulia dan roti yang belum dipecah yang melambangkan tubuh Kristus yang tak berdosa. Kita juga perlu mengingat bahwa dengan adanya perjamuan terakhir, bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan, dari perhambaan di Mesir. Melalui darah penebusan Kristus di Kalvari, orang percaya yang lahir baru dilepaskan dari perbudakan, dari perbudakan dosa! Puji Dia!)
Pandangan humanistik: Jangan tampar Bobby; kamu akan merusak harga dirinya! Dia benar-benar memiliki sifat yang baik. Injil: Ibrani 12:6; Amsal 29:16 dan 22:15, "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya. Pandangan alkitabiah: Sekali lagi, setiap anak dan orang dewasa adalah pendosa, rusak secara alami. Disiplin disertai kasih yang terus-menerus diberikan tidak akan merusak harga diri, namun sebenarnya dapat memerbaiki sifat anak dan memberikannya pandangan yang tepat mengenai mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini akan menghasilkan ketaatan yang akan membuahkan sukacita. Sebaliknya, kurang disiplin akan menghasilkan anak yang merasa tidak aman (tidak ada batasan) dan akibatnya menjadi semaunya sendiri dan egois.
Pandangan humanistik: Yesus datang untuk mati bagi kita karena begitu berharganya manusia di mata Tuhan. Injil: "Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" (Roma 5:10). Pandangan alkitabiah: Intinya adalah bahwa kita adalah musuh Allah. Tidak ada hal baik dalam diri kita, tidak ada yang pantas mendapatkan keselamatan dari Tuhan. Ia tidak menyelamatkan kita karena kita baik, pintar, cerdas, atau cantik. Ia hanya memilih untuk mengasihi kita dan menebus kita. Dengan mengetahui hal ini, kasih dan anugerah Tuhan menjadi lebih menakjubkan!
Pandangan humanistik: Manusia memiliki sifat yang baik. Injil: Roma 7:18; Titus 3:5; Yeremia 17:9, "Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu." Pandangan alkitabiah: Alkitab secara jelas mengajarkan bahwa manusia telah jatuh dan sudah sepenuhnya rusak. Kita adalah pendosa yang butuh seorang Penyelamat. Bersyukur, Tuhan Yesus mati bagi kita untuk menghapus dosa kita dan menyelamatkan kita.
Pandangan humanistik: Alasan mengapa manusia selalu berbuat dosa adalah karena mereka tidak pernah memikirkan diri mereka sendiri sebagai yang tertinggi; mereka merasa tidak penting; mereka memiliki harga diri yang rendah. Mereka tidak bisa diharapkan untuk bisa bertingkah laku dengan benar. Injil: Roma 12:3 dan 3:10-12; Yohanes 8:34, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa."Pandangan alkitabiah: Manusia berdosa karena mereka sudah lahir sebagai pendosa. (Dalam Perjamuan Terakhir, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Lakukan ini untuk mengingat Aku." Hal ini menunjukkan, ada yang lebih penting dari gambaran anggur yang menandakan darah-Nya yang mulia dan roti yang belum dipecah yang melambangkan tubuh Kristus yang tak berdosa. Kita juga perlu mengingat bahwa dengan adanya perjamuan terakhir, bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan, dari perhambaan di Mesir. Melalui darah penebusan Kristus di Kalvari, orang percaya yang lahir baru dilepaskan dari perbudakan, dari perbudakan dosa! Puji Dia!)
Pandangan humanistik: Jangan tampar Bobby; kamu akan merusak harga dirinya! Dia benar-benar memiliki sifat yang baik. Injil: Ibrani 12:6; Amsal 29:16 dan 22:15, "Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya. Pandangan alkitabiah: Sekali lagi, setiap anak dan orang dewasa adalah pendosa, rusak secara alami. Disiplin disertai kasih yang terus-menerus diberikan tidak akan merusak harga diri, namun sebenarnya dapat memerbaiki sifat anak dan memberikannya pandangan yang tepat mengenai mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini akan menghasilkan ketaatan yang akan membuahkan sukacita. Sebaliknya, kurang disiplin akan menghasilkan anak yang merasa tidak aman (tidak ada batasan) dan akibatnya menjadi semaunya sendiri dan egois.
Pandangan humanistik: Yesus datang untuk mati bagi kita karena begitu berharganya manusia di mata Tuhan. Injil: "Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!" (Roma 5:10). Pandangan alkitabiah: Intinya adalah bahwa kita adalah musuh Allah. Tidak ada hal baik dalam diri kita, tidak ada yang pantas mendapatkan keselamatan dari Tuhan. Ia tidak menyelamatkan kita karena kita baik, pintar, cerdas, atau cantik. Ia hanya memilih untuk mengasihi kita dan menebus kita. Dengan mengetahui hal ini, kasih dan anugerah Tuhan menjadi lebih menakjubkan!